watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

GADIS MELAYU YANG SEXY


Nama saya Azura. Saya seorang gadis
berumur 20 tahun. Saya bekerja di sebuah
"cyber cafe" di sekitar Ipoh. Saya mempunyai
kesukaan yang jarang disukai oleh gadis-gadis
di Malaysia. Saya suka tubuh badan saya
diperhatikan orang. Terutamanya bagian dada
saya. Tapi bukan dalam keadaan bugil. Saya
berkulit putih dan berambut lurus paras bahu.

Tinggi saya 5 kaki lebih dan berat 45 kg.
Potongan badan saya pula ialah 36/25/32. Tapi
ini adalah sekarang, dulu tubuh saya tidak begini.

Semasa saya masuk ke sekolah menengah,
badan saya sungguh kurus. Macam dahan
pohon. Saya senantiasa merasa cemburu
melihat kawan-kawan saya yang mempunyai
potongan badan yang menarik. Saya memiliki
keinginan untuk memiliki tubuh yang indah
tetap ada. Namun lama-kelamaan
pertumbuhan badan saya mulai berkembang.
Saya merasa sungguh gembira dengan
perubahan diri saya. Tapi tak ada dari kawan-
kawan saya yang menyadarinya karena setiap
kali ke sekolah saya memakai baju kurung
yang menutup bagian dada saya yang
berukuran 36B. Pada suatu hari, saya telah
tidur di rumah kawan saya yaitu Liza. Dan
keesokkan harinya kawan saya mengajak saya
keluar berjalan-jalan di kota. Saya setuju saja.

Saya hanya t-shirt serta jeans manakala kawan
saya memakai baju "bodyshape" warna hitam
serta jeans biru (Liza tidak memakai tudung).
Baju tersebut menampakkan bentuk tubuh
kawan saya walaupun bajunya tidak ketat. Dan
bila kami berjalan di kota, saya lihat banyak
mata lelaki yang tertumpu pada kawan saya.
Saya lihat kawan saya tersenyum bangga.

Kebetulan saya mempunyai uang di dalam
dompet saya. Lantas saya mengajak kawan
saya untuk membeli baju bodyshape untuk
saya. Saya beli dua. Warna hitam dan biru.
Sekembalinya saya ke rumah saya, saya terus
mencoba kedua-dua baju tersebut. Gembira
hati saya. Walaupun baju tersebut tidak terlalu
ketat, namun hal itu tetap terlihat tonjolan di
bagian dada saya. Dan pada hari Sabtu yang
berikutnya, saya berencana hendak ke kota
dengan memakai baju bodyshape tersebut.

Saya pun memakai baju tersebut. Sewaktu tiba
di rumah Liza, dia berkata bahwa saya tampak
kolot. Bila saya menatap diri saya di cermin,
saya tahu kini bagian dada saya tersembul.
Dan kami pun ke kota. Kini ramai lelaki yang
bertumpu kepada saya pula. Kebanyakan dari
mereka memperhatikan dada saya. Saya mula
merasa bangga.
Setelah akhir tingkat 5, saya dan Liza bekerja di
sebuah cyber cafe kepunyaan kakaknya Liza.
Tapi kakak Liza yang mengendalikan cyber cafe
tersebut. Saya lihat setiap kali apabila kakak Liza
tiba di cyber cafe tersebut, pakaiannya
sungguh seksi. Dia sentiasa memakai skirt
pendek dan bajunya terbelah di dada.

Walaupun ukuran buah dadanya kecil
dibanding adiknya, namun disebabkan besar
kolar bajunya, alur dadanya tetap tampak. Satu
hari ketika saya, Liza dan kakaknya sedang
berbincang, kakak Liza menyarankan Liza
datang kerja besok berpakaian seksi seperti
saya. Alasannya supaya dapat menarik lebih
ramai pelanggan. Bagi Liza itu bukan satu
masalah. Cuma bagi saya dianya satu
masalah. Saya menyatakan yang saya tidak
dapat berbuat demikian karena image saya.

Liza menyatakan bahwa saya mempunyai
ukuran dan bentuk buah dada yang sungguh
cantik, tetapi sayangnya saya hanya
diperlihatkan di balik baju saya. Akhirnya saya
setuju dengan permintaan mereka. Lantas
kakak Liza menyerahkan kepada saya 2 helai
baju bodyshape yang baru.
Keesokkan paginya saya bersiap untuk ke
cyber cafe dengan baju yang diberi oleh kakak
Liza. Tersenyum saya sendirian di depan
cermin apabila melihatkan baju tersebut begitu
ketat menyebabkan dada saya begitu
menonjol. Dan disebabkan potongan lehernya
yang begitu terbuka, maka terlihat alur buah
dada saya yang terbentuk indah akibat
keketatan baju tersebut. Tapi saya tahu ibu
akan mengamuk jika melihat saya berpakaian
begini. Jadi saya biarkan saja ujungnya
menutup dada saya. Sebaik saja saya sampai
di cyber cafe, saya pun melilitkan rambut saya
ke belakang. Dan saya bekerja seperti biasa.

Kini satu keseronokkan baru yang saya alami.
Cyber cafe tersebut bertambah pelanggannya.
Kebanyakkannya ialah lelaki. Saya dapati
mereka lebih seronok memperhatikan saya
daripada surfing internet. Ada juga yang
sengaja datang ke counter tempat saya duduk
dan berpura-pura mencari-cari CD-ROM. Tapi
saya tahu mata mereka lebih cenderung
memperhatikan dada saya.


Pada suatu ketika saya dengan sengaja
menjatuhkan pen saya ke lantai. Tujuannya
ialah, apabila saya tunduk untuk mengambil
pen tersebut, lelaki yang memperhatikan saya
akan dapat menikmati keindahan alur buah
dada saya yang lebih terbelah daripada saat
ketika saya duduk atau berdiri. Liza
menyatakan saya kini adalah aset berharga
pada cyber cafe kakaknya. Dan jika ada lelaki
yang mempunyai masalah dengan
komputernya, saya akan pergi kepada lelaki
tersebut yang semestinya sedang duduk di
depan komputer. Saya akan berdiri
menghadapnya, kemudian apabila lelaki
tersebut menyatakan masalah komputernya,
saya akan tunduk untuk mendengar. Sudah
pasti lelaki tersebut dapat menatap alur buah
dada saya secara dekat. Dan sepanjang waktu
saya membetulkan masalah komputer lelaki
itu, saya akan melakukannya dalam keadaan
tunduk dan saya arahkan dada saya ke arah
lelaki tersebut manakala punggung saya, saya
arahkan kepada orang di sebelah. Ketika ini
juga saya sudah mulai gemar memakai baju
luaran yang ketat.

Bila dapat uang gaji, saya belikan beberapa
helai lagi baju "bodyshape" yang baru. Kali ini
lebih ketat dan bagian dadanya lebih luas. Saya
juga mula menyukai push-up bra. Walaupun
buah dada saya memang besar, tapi saya suka
memakai push-up bra ini karena mampu
membuat buah dada saya tampak lebih
menonjol. Dan seperti biasa saya dan Liza
keluar ke kota. Saya memakai luaran "slack"
yang sendat serta baju "bodyshape" warna
putih yang sungguh ketat dan jarang sehingga
menampakkan push-up bra yang saya pakai di
dalam. Bila sampai di rumah Liza baru saya
melilitnya ke belakang. Di kota saya menjadi
tumpuan ramai lelaki. Kesemuanya terbelalak
biji matanya melihat saya, terutamanya bagian
dada saya. Mana potongan kerah baju saya
begitu terbuka, sehingga memperlihatkan
setengah dari buah dada saya. Ditambah pula
dengan kepadatannya akibat kesan dari
pemakaian push-up bra. Ketika ini saya dengan
sengaja jalan dengan seksinya. Dimana ada
lelaki, di situlah saya akan berbuat begitu. Kalau
saya berjalan di dalam mall, saya akan
berpura-pura merasa kedinginan dengan
memeluk tubuh saya sendiri. Ini membuat
buah dada saya seperti hendak keluar dari bra
yang saya pakai. Dan membuat mata
kebanyakkan lelaki tak berkedip. Tapi ada juga
yang komentar saya pakai tutup rambut
seperti gadis yang sopan tapi pakai luar ketat
dan baju yang memperlihatkan dada. Ini
model barukah? Saya tak tahu. Malas
dipikirkan, yang penting saya puas.

Saya suka sekali setiap pergerakan saya
diperhatikan. Tambah-tambah lagi apa yang
diperhatikan itu adalah dada saya. Saya pernah
tinggal dengan Liza di rumah sendirian. Saya
boleh pakai baju yang seksi tanpa perlu takut
dengan ibu saya. Baju kebaya untuk hari raya
saya pun memperlihatkan dada saya. Itu
sudah jadi tabiat saya dan juga "trademark"
saya. Sekarang saya masih dengan image
saya dan masih bekerja di cyber cafe kakaknya
Liza. Liza kini sudah pakai tudung. Sebab dia
sudah menikah dan suaminya tak suka dia
pakai seksi. Begitu juga dengan kakak Liza
yang kini asyik berbaju kurung. Katanya sesuai
dengan usianya. Saya juga kini bukan hanya
memperlihatkan dada bahkan paha pun saya
perlihatkan. Sekarang ini saya suka pakai kain
"labuh" yang terbelah di sisi. Saya dengan
sengaja membuka bagian yang terbelah
hingga hampir menampakan seluar dalam
saya ketika saya duduk. Tapi saya silangkan
kaki supaya orang tidak bisa melihat celah
selangkangan saya. Kalau saya pakai baju
kurung pun saya tetap mau kelihatan seksi.
Saya akan pakai push-up bra saya. Dan di
cyber cafe pula saya akan menyingkapkan kain
baju kurung saya hingga menampakkan paha
saya ketika saya duduk. Walaupun saya tak
dapat menampakkan dada saya, tapi saya
puas hati dapat menampakkan paha saya.

Saya juga selalu ke Kompleks Sukan di Ipoh
untuk berenang. Saya pakai swimsuit warna
merah seperti di film "Baywatch". Bagian dada
sudah mestilah terlihat setengah dari buah
dada saya. Selesai saya berenang, saya akan
berjalan-jalan dulu di sekitar kawasan kolam
renang tersebut. Saya senang melihat reaksi
lelaki yang tergiur melihat saya berpakaian
renang dan dalam keadaan basah. Sebab ketika
basah beginilah puting buah dada saya
kelihatan menonjol. Dan ketembaman di celah
selangkangan saya juga turut menjadi
perhatian. Dan setiap kali saya membasuh
badan saya dengan handuk, saya sengaja
melakukannya dengan gerak perlahan
terutamanya pada buah dada saya dan celah
selangkangan saya. Sampai hari ini, saya tak
pernah kena sentuh. Tak ada siapa pun yang
pernah mengajak saya melakukan seks atau
apa-apa saja yang senonoh. Kebanyakan dari
mereka hanya memuji kecantikkan buah dada
saya. Buah dada saya yang padat, montok,
menggoda, itulah, inilah. Tapi tidak ada satu
pun yang menyentuh. Tapi yang menjadikan
saya diajak orang untuk bercinta tidak ada.

Tapi entahlah. Hati saya belum terbuka untuk
bercinta. Dan kini tinggallah saya seorang di
rumah sendirian dan bekerja di cyber cafe
kakaknya Liza.


TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/2631
U-ON

inc Powered by Xtgem.com